Terapi autis - Tunarungu bukan cuma soal nggak bisa denger suara, tapi bisa ngaruh ke tumbuh kembang anak, terutama soal ngomong dan interaksi sosial. Banyak orang tua yang awalnya nggak ngeh kalau anaknya ngalamin gangguan pendengaran ini. Padahal, kalau ketahuan dan ditangani sejak dini, potensi anak bisa banget dikembangkan secara maksimal.
Nah, di artikel ini kita bakal bahas tuntas tentang tunarungu, mulai dari gejalanya, penyebab, sampai cara ngatasinnya. Yuk langsung perhatikan sampai habis, apalagi buat kamu yang punya anak usia dini, jangan sampai keliru, ya!
Tunarungu adalah kondisi di mana seseorang punya gangguan pendengaran, baik sebagian atau total. Buat anak-anak, tunarungu bisa jadi tantangan besar karena mereka lagi di masa-masa emas perkembangan bahasa. Kalau nggak cepat ketahuan, bisa ganggu kemampuan komunikasi dan bikin mereka kesulitan bersosialisasi.
Tapi tenang, bukan berarti ini akhir segalanya. Sekarang udah banyak cara yang bisa bantu anak tunarungu berkembang seperti anak lainnya, termasuk lewat terapi-terapi alternatif. Tapi sebelum masuk ke cara ngatasinnya, kenalin dulu yuk tanda-tanda dan penyebabnya.
Gejalanya bisa beda-beda tergantung tingkat keparahannya. Tapi beberapa hal di bawah ini cukup umum muncul dan bisa kamu jadikan alarm:
Anak tunarungu biasanya nggak merespon suara, termasuk saat dipanggil dari belakang. Jangan langsung mikir dia cuek atau bandel, bisa jadi dia emang nggak dengar.
Kalau di usia 2 tahun anak kamu belum bisa ngomong kata-kata sederhana kayak mama atau makan, ini bisa jadi tanda tunarungu. Karena buat bisa ngomong, anak butuh input suara dulu.
Anak normal biasanya akan kaget kalau dengar suara keras, kayak pintu dibanting atau petir. Tapi anak tunarungu bisa aja tetap tenang karena nggak terlalu menangkap suara itu.
Kalau anak kamu nonton TV dan mintanya volumenya full terus, ini bisa jadi salah satu tanda dia punya gangguan pendengaran.
Beberapa penyebab tunarungu bisa muncul sejak lahir (kongenital), atau muncul setelahnya (didapat). Dan ini dia beberapa penyebab umum yang harus kamu tahu:
Kadang, tunarungu diwariskan dari orang tua. Jadi kalau ada riwayat keluarga, kamu perlu lebih waspada.
Infeksi kayak rubella atau toksoplasmosis selama kehamilan bisa bikin janin berisiko lahir dengan gangguan pendengaran.
Penyakit seperti meningitis atau campak juga bisa bikin anak kehilangan kemampuan mendengar secara perlahan.
Cedera atau sering terpapar suara super bising juga bisa memicu tunarungu.
Baca juga: Imunisasi Polio Sejak Dini! Inilah Segala Hal yang Perlu Kamu ketahui
Jangan dulu panik kalau anak kamu terdeteksi tunarungu. Sekarang udah banyak metode terapi yang bisa bantu mereka berkembang, seperti:
Ini solusi paling umum, terutama buat anak dengan gangguan pendengaran ringan sampai sedang.
Kalau gangguannya cukup berat, implan koklea bisa jadi pilihan. Tapi ini butuh proses medis yang panjang dan nggak semua cocok.
Nah ini nih yang sering diremehkan tapi punya efek luar biasa. Rumah Terapi Medical Hacking di Jakarta punya pendekatan unik yang nggabungin terapi akupunktur, terapi bekam, dan terapi nutrisi yang cocok banget buat anak tunarungu. Gaya terapinya santai, anak juga nyaman. Buat kamu yang lagi cari terapi ABK Jakarta yang nggak mainstream, ini worth banget buat dicoba!
Dapatkan konsultasi gratis dengan klik banner di atas!
So, sekarang kamu udah paham kan soal tunarungu? Mulai dari gejala, penyebab, sampai cara ngatasinnya. Jangan nunggu anak makin kesulitan komunikasi, lebih baik cepat cari solusi. Ingat, semakin awal ditangani, semakin besar peluang anak buat berkembang normal.
Dan kalau kamu mau coba pendekatan alternatif yang lebih natural dan ramah buat anak, cobain deh sesi di Rumah Terapi Medical Hacking. Siapa tahu, ini jadi jalan terbaik buat bantu anak kamu lebih peka dan aktif. Yuk, jadi orang tua yang responsif dan nggak cuek, demi masa depan si kecil yang lebih cerah!
Mau konsultasi lebih lanjut atau booking terapi buat anak kamu? Langsung aja kepoin Medical Hacking, solusi cerdas dan alami buat anak-anak dengan kebutuhan khusus!