Tempat pengobatan autis anak – Disartria merupakan gangguan bicara yang disebabkan oleh kelumpuhan, kelemahan, seperti bibir, lidah, dan tenggorokan. Biasanya, kondisi seperti itu dipicu oleh berbagai faktor, seperti stroke, cedera otak, atau bahkan kondisi neurologis lainnya. Hal tersebut tak hanya memengaruhi kemampuan bicara saja, tetapi penderita disartria bisa juga mengalami kesulitan menelan (disfagia), jadi pemilihan makanan yang tepat juga penting agar dapat terhindar dari beberapa komplikasi.
Karena penderita disartria juga mengalami kesulitan menelan, jadi sebaiknya harus diperhatikan jenis makanan yang akan dikonsumsi. Untuk beberapa jenis makanan bisa meningkatkan risiko tersedak, aspirasi (masuknya makanan ke saluran pernapasan), atau juga dapat mengurai rasa nyaman bagi penderita disartria saat sedang makan.
Baca juga : Fakta-Fakta Seputar Speech Delay yang Perlu Diketahui Orang Tua
Berikut ini adalah beberapa makanan yang sebaiknya dihindari bagi penderita disartria:
Seperti roti tanpa olesan, biskuit kering, atau kerupuk. Jenis makanan ini sulit untuk dikunyah dan dicerna dengan baik tanpa bantuan banyak air liur.
Daging yang banyak mengandung serat, sayuran mentah, atau bahkan buah-buahan berserat tinggi seperti nanas dan jeruk. Makanan seperti ini bisa sulit untuk dikendalikan saat dikunyah dan ditelan.
Seperti popcorn, kacang, atau keripik. Partikelnya dengan mudah tersebar di rongga mulut dan dapat masuk hingga ke saluran pernapasan tanpa disengaja.
Seperti jus bening atau sup encer, karena cairan yang terlalu encer itu terkadang sulit untuk dikontrol ketika ditelan dan bisa masuk hingga ke saluran napas.
Seperti selai kacang, nasi ketan, atau marshmallow. Biasanya makanan seperti ini akan cenderung menempel pada langit-langit mulut dan sulit untuk dibersihkan.
Sebaiknya makanan diolah dengan cara yang tepat dan sesuai dengan kemampuan tiap individu, demi mendukung kemampuan makan dan menelan yang aman pada penderita disartria. Berikut ini adalah beberapa rekomendasi.
Puree dari sayuran yang matang, seperti kentang tumbuk, bubur nasi, atau puding.
Seperti telur orak-arik, daging yang dicincang halus yang dimasak hingga lunak, atau tahu lembut.
Menggunakan pengental makanan (food thickener) untuk makanan atau minuman agar teksturnya bisa dikendalikan saat ditelan.
Agar kebutuhan energi terpenuhi meski volume makanan terbata, contohnya bubut yang diberi santan, alpukat halus, atau susu full cream.
Untuk beberapa penderita disfagia akan merasa lebih nyaman menelan makanan dengan suhu tertentu. Jadi, perhatikan apakah suhu makanan turut mempengaruhi kemampuan menelan.
Selain penyesuaian makanan, terapi bicara juga sangat penting bagi anak disartria agar dapat meningkatkan kemampuan koordinasi otot-otot mulut dan kemampuan komunikasi. Sebaiknya lakukan terapi menggunakan tenaga profesional yang ahli di bidang neurologis dan tumbuh kembang anak.
Bagi Anda yang sedang mencari tempat terapi ABK di Pekanbaru, kami akan rekomendasikan tempat terapi yang terbaik dan aman untuk anak-anak.
Rumah Terapi Medical Hacking adalah salah satu tempat terapi yang sesuai untuk anak dengan gangguan disartria. Tempat terapi yang satu ini menyediakan layanan terpadu dan pendekatan individual sesuai dngan kebutuhan anak. Penanganan akan dilakukan oleh terapi yang berpengalaman dan memahami betul betapa pentingnya pendekatan yang holistik dalam terapi motorik, wicara, dan perilaku.
Sebaiknya perhatikan jeni makanan yang dikonsumsi oleh penderita disartria, agar dapat menghindari risiko tersedak dan dapat memaksimalkan asupan nutrisinya. Makanan yang lembut dan mudah ditelan sangat direkomendasikan, dan sebaiknya hindari makanan kering, keras, atau lengket. Selain itu, dukungan terapi profesional juga sangat penting untuk membantu anak Anda mengembangkan kemampuan komunikasinya.
Jadwalkan waktu terapi anak Anda, hubungi kami dengan klik banner di bawah ini.
Bagi Anda yang berada di Pekanbaru, Rumah Terapi Medical Hacking dapat dijadikan solusi terbaik untuk mendampingi tumbuh kembang anak Anda dengan gangguan disartria.