Terapi Autis - Pernah dengar soal disleksia? Ini bukan cuma soal malas belajar, lho. Disleksia itu gangguan belajar yang bikin anak-anak kesulitan banget buat membaca, menulis, atau mengenali huruf dan kata dengan benar.
Seringnya, orang tua enggak langsung ngeh kalau anaknya disleksia. Mereka pikir, ah, ini mah cuma anak yang memang agak lambat aja belajarnya. Padahal, anggapan sepele begini bisa bahaya. Kalau enggak diatasi dari awal, dampaknya bisa ke mana-mana: rasa percaya diri anak bisa jatuh, dan tentu saja, kemampuan akademiknya juga terganggu.
Waktu anak masih kecil banget, tanda disleksia itu memang belum terlalu kelihatan. Tapi, ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan, ini bisa jadi petunjuk awal
Telat Bicara. Coba bandingkan dengan teman seusianya, apakah anak kamu lebih lambat dalam bicara?
Kesulitan Mengucapkan Kata. Anak sering salah ucap. Misalnya, yang seharusnya bilang "ibu" malah jadi "ubi" atau kata-kata mirip lainnya. Susah membedakan kata yang bunyinya hampir sama.
Susah Mengingat. Angka, warna, atau kata-kata sederhana, sering lupa. Dia juga suka bingung waktu mau menyusun kalimat.
Pilih Kata Sulit. Ketika ngomong, anak kayak kehilangan kosakata. Dia susah banget buat milih kata yang pas buat diucapkan, padahal kata itu harusnya sudah dikuasai di umurnya sekarang.
Hal-hal kecil ini penting banget lho. Jangan disepelekan, karena ini bisa jadi cikal bakal gangguan membaca atau menulis di kemudian hari.
Nah, begitu anak mulai sekolah, biasanya gejala disleksia ini lebih gampang dideteksi
Lambat Kenal Huruf dan Bunyi. Anak susah mengenali huruf dan bunyi abjad. Kayak ada hambatan gitu.
Membaca Tidak Lancar. Dia kesulitan buat memahami kata-kata yang didengar, dan kalau baca juga enggak lancar-lancar.
Tulisan Tangan Berantakan. Coba lihat buku tulisnya. Anak disleksia sering punya tulisan tangan yang susah banget dibaca, alias enggak rapi.
Susah Ingat Urutan. Ingat urutan abjad, hari-hari, atau langkah-langkah dalam instruksi itu susah sekali buat mereka.
Frustrasi dan Menghindar. Karena sering salah sebut kata, sulit nyusun kalimat, atau bingung lihat kata yang mirip, akhirnya anak menghindari kegiatan membaca. Dia jadi frustrasi.
Jangan salah, disleksia itu enggak bakal hilang cuma karena kita sudah gede. Remaja atau orang dewasa yang punya disleksia tetap akan punya tantangan.
Mereka masih sulit membaca lantang, mengeja, atau menulis dengan benar.
Susah Memahami Teks Panjang dan sulit buat merangkum isinya.
Pelajaran yang ada hubungannya sama angka, kayak matematika, juga bisa jadi masalah.
Apalagi kalau disuruh membaca cepat atau belajar bahasa asing. Wah, itu tantangan besar!
Lalu, Harus Gimana Cara Bantuin Anak dengan Disleksia?
Disleksia memang enggak bisa sembuh total. Tapi, jangan putus asa! Kita bisa mengendalikan dampaknya dengan terapi yang tepat.
Intervensi Fonetik itu salah satu cara yang efektif. Ini intinya ngajarin anak buat tahu hubungan antara huruf dan bunyinya. Anak akan diajarin kenal fonem, dieja keras-keras, sambil dipahami isinya, dan kosakata baru dibangun pelan-pelan.
Kamu sebagai orang tua bisa mulai dari hal sederhana:
Bacakan Buku dari anak masih kecil. Ini bantu otak dan telinga anak jadi lebih peka sama bunyi huruf.
Bimbing Mereka Membaca. Setelahnya, ajak anak baca sendiri sambil kamu dampingi. Ingat, jangan pernah memarahi kalau mereka salah. Justru kita harus bantu mengoreksi dengan sabar.
Kerja Sama Sama Guru. Penting banget kamu kasih tahu kondisi anak ke guru di sekolah. Supaya guru bisa menyesuaikan cara mengajarnya. Setiap anak disleksia itu punya kebutuhan yang beda-beda, jadi dukungan dari lingkungan itu yang paling penting.
Baca juga Cara Melatih Anak Disleksia Agar Lebih Mudah Membaca
Selain terapi yang biasa, sekarang ada juga pendekatan yang lebih alami. Namanya Medical Hacking. Ini adalah rumah terapi yang coba bantu masalah belajar dengan cara yang menyeluruh, fokus ke tubuh dan otak. Mereka pakai beberapa metode, seperti
Alignment Postural: Ini buat koreksi tulang servikal dan torakal. Tujuannya supaya aliran oksigen dan darah ke area otak yang penting buat literasi itu lancar.
Neuro-Release: Fokusnya buat aktivasi jalur saraf yang berhubungan sama kemampuan bicara, membaca, dan koordinasi gerak.
Terus, mereka juga pakai Nutrisi Personalisasi (panduan makanan buat fungsi otak dan saraf) dan pendekatan berdasarkan STIFIn dan Wu Xing buat nemuin gaya belajar yang pas buat anak kamu.
Jadi, kalau kamu lihat anak kamu nunjukin tanda-tanda disleksia, jangan panik. Coba deh cari tahu dan konsultasi ke tempat kayak Rumah Terapi Medical Hacking itu. Siapa tahu ini bisa jadi alternatif pengobatan alami yang lebih aman, menyeluruh, dan sesuai banget sama kebutuhan anakmu. Oh ya, Medical Hacking juga telah membuka terapi autis tangerang jadi bagi siapa saja yang mengalami masalah tersebut silahkan konsultasi langsung bersama medical hacking!!