Terapi autis anak - Anak anak yang punya disleksia sering dibilang bandel, enggak fokus, atau malas karena mereka susah banget kalau disuruh baca, nulis, atau ngeja. Padahal, masalahnya bukan di situ. Mereka itu enggak bodoh atau kurang pintar, cuma memang cara otak mereka memproses huruf dan suara itu beda. Disleksia ini jenis gangguan belajar yang lumayan banyak dialami, dan biasanya kelihatan pas anak mulai kenalan sama huruf. Tapi tenang aja, dengan cara yang pas dan dukungan dari kita, kemampuan mereka pasti bisa maju.
Kunci penting buat bantu anak disleksia itu milih cara belajar yang cocok. Salah satu cara yang lumayan ampuh itu pakai metode multisensorik. Jadi, anak diajak belajar pakai lebih dari satu indra. Misalnya pakai mata (penglihatan), telinga (pendengaran), dan tangan (sentuhan), biar otaknya lebih gampang nyambungin huruf sama kata.
Coba aja kamu ambil balok huruf yang warna warni untuk bedain huruf vokal dan konsonan. Suruh anak susun kata dari balok itu sambil dia ngucapin katanya dengan keras. Aktivitas begini bantu banget dia menghubungkan bentuk huruf, bunyinya, sama artinya. Selain itu, teknologi juga bisa dipakai. Coba cari aplikasi belajar yang punya fitur pengenalan suara. Program begitu bikin anak kenal huruf dan bunyinya dengan cara yang seru.
Permainan sederhana juga jangan disepelekan, karena itu bisa ngelatih ingatan dan fokus anak. Misalnya main teka teki huruf, nyocokin huruf yang sama, atau main cari pasangan kata. Ini melatih otak anak buat kenal pola huruf dan kata secara bertahap tapi harus konsisten.
Selain multisensorik, penting juga buat fokus ke fonik. Fonik itu pemahaman soal hubungan antara huruf dan bunyinya. Ajak anak kamu buat mecah kata jadi suku kata biar dia lebih gampang ngerti struktur kata itu. Contohnya, kata buku dipecah jadi bu ku . Kalau udah gitu, anak jadi lebih mudah buat ngeja dan baca kalimat dengan benar.
Kamu juga harus sering sering latih anak buat kenalin bunyi yang mirip, seperti kata paku dan palu . Latihan kayak gini bikin mereka jadi lebih peka sama perbedaan suara di dalam kata.
Tapi, proses belajar ini bukan cuma soal metode ngajar aja. Lingkungan yang mendukung itu pengaruhnya besar banget. Anak disleksia sering jadi enggak percaya diri karena mereka ngerasa beda dari teman temannya. Makanya, keluarga dan guru harus selalu kasih pujian buat setiap kemajuan, sekecil apa pun itu. Dukungan positif bikin anak lebih pede dan semangat buat terus belajar.
Sebagai orang tua, kamu juga harus sabar dan konsisten nemenin mereka. Kadang kemajuannya emang lambat, tapi setiap langkah itu tetap berarti. Orang tua juga harus kerja sama sama guru di sekolah biar anak dapat pendekatan yang sama di rumah dan di kelas. Kalau perlu, gabung aja sama komunitas orang tua yang anaknya juga disleksia. Di sana, kamu bisa tukar pengalaman dan dapat dukungan.
Kalau kamu udah lihat anak punya tanda tanda disleksia susah baca, nulis, ngeja padahal sudah rajin mending langsung konsultasi ke profesional. Bisa ke dokter anak, psikolog, atau terapis pendidikan. Tujuannya biar dapat diagnosis yang akurat dan rencana penanganan yang memang sesuai.
Baca juga Apa Saja Faktor Risiko Anak Mengalami Disleksia?
Sebagai informasi tambahan, ada juga pendekatan alami yang bisa bantu perkembangan anak disleksia, salah satunya lewat Medical Hacking. Rumah Terapi Medical Hacking ini katanya menangani masalah gangguan belajar dengan cara yang menyeluruh. Mereka fokus ke beberapa hal, seperti koreksi postural, aktivasi jalur saraf bahasa, nutrisi personalisasi, terus juga pemetaan gaya belajar anak pakai metode STIFIn dan Wu Xing.
Terapi ini enggak cuma ngurusin gejala, tapi juga berusaha benerin keseimbangan tubuh dan fungsi otak yang memang memengaruhi kemampuan belajar. Jadi, kalau kamu lagi cari cara alami buat bantu anak dengan disleksia, Medical Hacking ini bisa jadi pilihan yang boleh dipertimbangkan. Oh ya, Medical Hacking juga telah membuka terapi abk jakarta jadi bagi siapa saja yang mengalami masalah tersebut silahkan konsultasi langsung bersama medical hacking!!