
Terapi autis – Dispraksia yang dikenal juga dengan Developmental Coordination Disorder (DCD) merupakan kondisi perkembangan yang memengaruhi kemampuan seseorang saat mengoordinasikan, mengatur, dan merencanakan gerakan. Pada anak, biasanya gangguan seperti ini akan terlihat seperti kesulitan motorik halus maupun kasar, baik berupa hal-hal kecil seperi mengancingkan baju, menulis, memegang alat makan, atau bahkan menjaga keseimbangan tubuh.
Walaupun tak sedikit orang tua yang sudah pernah mengetahui istilah tersebut, namun masih banyak pertanyaan yang kerap muncul, seperti: “Apakah dispraksia itu bersifat genetik?” atau “Bagaimana cara tepat untuk mendukung anak dengan dispraksia?”
Jadi, mari kita bahas secara mendalam.
Baca juga : Apa yang Terjadi Bila Lennox-Gastaut Syndrome Tidak Diobati?
Ada beberapa penelitian yang mengatakan jika dispraksia itu memiliki hubungan genetik yang kuat, walaupun bukan satu-satunya faktor penentu. Namun, bila ada riwayat keluarga yang mengalami kesulitan perkembangan motorik, koordinasi, atau gangguan neurodevelopment lain, maka ada kemungkinan besar anak akan mengalami dispraksia.
Ada beberapa faktor lain pula yang turut berperan, seperti:
Jadi, dispraksia itu tak sepenuhnya ditentukan oleh gen, namun genetika bisa meningkatkan risiko serta kombinasi dari faktor biologis hingga lingkungan yang juga turut mempengaruhi kondisi tersebut.
Setiap anak akan tumbuh dan berkembang dengan ritme yang berbeda-beda, namun ada beberapa tanda yang bisa terlihat, seperti:
Apabila tanda tersebut sudah terlihat secara konsisten, sebagai orang tua sebaiknya berikan pendampingan yang tepat agar bisa membantu tumbuh kembang anak yang jauh lebih komprehensif.
Semakin cepat anak mendapat terapi dan stimulasi yang tepat, semakin besar kesempatan untuk dapat meningkatkan koordinasi, kemandirian, hingga rasa percaya diri yang tinggi pada anak.
Aktivitas seperti memindahkan benda kecil, bermain balok, atau meronce, melompat, atau bermain lempar-tangap bisa memperkuat koordinasi anak secara bertahap. Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara yang menyenangkan, sehingga kegiatan tersebut membuat anak merasa sedang belajar sambil bermain.
Dispraksia bukan berarti anak itu “tak bisa fokus” atau “malas”. Melainkan, anak membutuhkan lingkungan yang memahami jika koordinasi tubuhnya membutuhkan proses khusus.
Tak sedikit orang tua yang mencari tempat pengobatan alami ABK Jakarta yang memberikan pendampingan perilaku, pendekatan sensori motor, hingga stimulasi saraf. Salah satu tempat yang banyak direkomendasikan oleh para orang tua dengan gangguan tumbuh kembang anak lainnya, termasuk dispraksia adalah Rumah Terapi Medical Hacking, tempat terapi yang dikenal handal dalam memberikan dukungan penuh baik pada orang tua maupun anak dengan berbagai tantangan tumbuh kembang. Pendekatan yang dilakukan berfokus pada pembenahan pola tubuh, stimulasi yang alami, hingga metode yang non-invasif sehingga sesi terapi terasa nyaman dan menyenangkan bagi anak.
Saat ini, sudah banyak orang tua yang merasa jika anaknya sudah jauh lebih tenang dengan rasa percaya diri yang tinggi setelah melakukan sesi terapi di Medical Hacking.
Untuk Anda yang berada di Jakarta dan ingin mendapatkan panduan, pendampingan, atau tempat terapi yang sesuai yang bisa membantu perkembangan motorik anak, bisa menghubungi Rumah Terapi Medical Hacking.
Untuk informasi lebih lanjut, silahkan klik banner di bawah ini agar terhubung secara langsung oleh tim ahli Medical Hacking.














