Tempat Pengobatan Autoimun di Tangerang - Penyakit autoimun menyerang jutaan orang di dunia, dan hampir 80 persen di antaranya adalah wanita. Jika Anda salah satu dari jutaan wanita yang terkena kelompok penyakit ini, termasuk lupus, rheumatoid arthritis, dan penyakit tiroid, Anda mungkin bertanya-tanya mengapa sistem kekebalan tubuh menyerang sendiri.
Para dokter tidak yakin mengapa penyakit autoimun terjadi sejak awal atau mengapa wanita lebih banyak terpengaruh daripada pria. Satu teori yang berkembanga adalah bahwa tingkat hormon yang lebih tinggi pada wanita, terutama selama masa subur, dapat membuat wanita lebih rentan terhadap penyakit autoimun.
Namun, teori ini belum terbukti karena ada banyak faktor yang mempengaruhi autoimunitas, baik genetik maupun lingkungan. Para peneliti tidak dapat secara jelas menjelaskan mengapa wanita mengembangkan penyakit ini lebih daripada pria.
Pada tingkat dasar, penyakit autoimun terjadi karena pertahanan alami tubuh (sistem kekebalan tubuh) menyerang jaringan sehat tubuh sendiri. Para peneliti memiliki beberapa teori tentang mengapa ini terjadi. Ketika tubuh merasakan bahaya dari virus atau infeksi, sistem kekebalan tubuh akan menyerangnya. Kondisi ini disebut respon imun. Terkadang, sel dan jaringan yang sehat terperangkap dalam respons ini, yang mengakibatkan penyakit autoimun.
Banyak ilmuwan percaya inilah yang menyebabkan rheumatoid arthritis, sejenis penyakit autoimun yang menyerang sendi. Hal itu juga umum bahwa setelah mengalami radang tenggorokan, orang-orang mengembangkan psoriasis, suatu kondisi autoimun yang menyebabkan bercak-bercak kulit tebal dan bersisik.
Jenis lain dari penyakit autoimun mungkin berasal dari tubuh yang mencoba untuk melawan secara khusus melawan sel kanker. Penyakit yang menyebabkan penebalan kulit dan jaringan ikat. Pemikiran yang berkembang adalah bahwa ketika sistem kekebalan tubuh menyingkirkan kanker, ada respon inflamasi yang tersisa karena proses tersebut.
Baca Juga: Tempat Pengobatan Mata Juling di Tangerang yang Banyak Digunakan
Para ilmuwan berpikir cedera mungkin berperan dalam beberapa jenis penyakit autoimun seperti psoriatic arthritis, suatu kondisi yang mempengaruhi sendi beberapa orang dengan psoriasis. Penelitian telah menunjukkan bahwa di bagian-bagian tubuh yang mengalami stres tinggi, respons autoimun terjadi setelah kerusakan tendon, yang melekatkan otot ke tulang. Misalnya, tumit pelari adalah area di mana otot terus-menerus menarik tulang untuk membuat gerakan.
Stres yang berulang ini dapat mengekspos jaringan yang seharusnya tidak bersentuhan dengan sel darah. Ketika jaringan itu terkena, itu seperti luka kecil. Sel-sel darah mencoba menyembuhkannya, tetapi respon imun yang abnormal menyebabkan peradangan pada sendi dan tendon. Meskipun sementara ini ada beberapa data untuk mendukung teori tersebut, para ilmuwan belum dapat membuktikan bahwa hal ini adalah penyebab penyakit autoimun.
Sudah jelas bahwa genetika berperan dalam penyakit autoimun, tetapi para peneliti masih belum sepenuhnya memahami caranya. Misalnya, memiliki anggota keluarga yang memiliki penyakit lupus atau multiple sclerosis (MS) dapat meningkatkan risiko Anda terkena penyakit ini. Beberapa keluarga memiliki banyak anggota yang terkena penyakit autoimun yang berbeda. Namun, genetika saja tidak cukup untuk menyebabkan penyakit autoimun.
Mungkin saja penyakit autoimun terjadi berdasarkan kemampuan sistem kekebalan tubuh untuk menangani stres. Situasi ini adalah bidang penelitian yang intens. Kapan stres pada tubuh Anda melebihi kemampuan sistem kekebalan Anda untuk menanganinya? Jika mereka tahu ini, itu bisa menjadi kunci untuk mencegah penyakit autoimun sebelum berkembang.
Jadi ketika Anda memiliki gejala autoimun yang telah disampaikan di atas, ada baiknya segera menghubungi kami di Rumah Sehat Medical Hacking. Karena kami akan merawat Anda dengan tanpa menggunakan obat-obatan kimia yang jelas memiliki efek samping jangka panjang. Untuk informasi lebih lanjut Anda bisa klik di sini sehingga penyakit autoimun dan penyakit lainnya bisa segera diatasi bahkan dicegah. Karena “mencegah lebih baik daripada mengobati”.