Tempat pengobatan jantung bekasi - Pneumonia itu, ya, masih jadi momok buat anak-anak kita, apalagi di Indonesia. Kamu tahu enggak, data UNICEF tahun 2018 nunjukkin kalau setiap jam itu ada 2 sampai 3 balita yang meninggal gara-gara pneumonia. Ini bukan cuma sekadar batuk pilek biasa yang bisa disepelekan, tapi ini penyakit serius yang beneran butuh perhatian ekstra dari orang tua.
Pneumonia pada anak itu seringnya mulai dari infeksi di saluran napas atas. Gejala awalnya bisa muncul dalam waktu 14 hari, dan biasanya ini berkembang cepet banget. Awalnya mungkin cuma demam sama batuk biasa. Tapi, hati-hati, habis itu bisa langsung disusul sama sesak napas.
Beberapa gejala lain yang sering nongol itu
Nah, kalau kamu lihat gejala kayak gini di anak kamu, apalagi kalau udah barengan sama napas yang cepet, mending langsung deh bawa ke dokter atau fasilitas kesehatan terdekat. Jangan ditunda-tunda.
Pneumonia pada anak itu umumnya disebabkan sama infeksi virus atau bakteri. Kadang juga bisa lho karena jamur. Beberapa kuman yang sering jadi biang keroknya itu:
Karena sistem imun anak-anak itu belum sempurna, infeksi kayak gini jadi gampang banget nyerang mereka. Ada juga beberapa kondisi yang bisa bikin risiko anak kena pneumonia jadi lebih tinggi
Salah satu tanda pneumonia yang paling gampang banget kamu kenali itu ya napas cepat. Caranya gampang, kok. Kamu tinggal letakin tangan kamu di dada anak, terus hitung deh napasnya selama 1 menit.
Ini patokan frekuensi napas cepat yang nunjukkin kalau anak kamu sesak:
Bayi di bawah 2 bulan: Lebih dari 60 kali per menit
Usia 2 bulan sampai 1 tahun: Lebih dari 50 kali per menit
Usia 1 sampai 5 tahun: Lebih dari 40 kali per menit
Usia di atas 5 tahun: Lebih dari 30 kali per menit
Kalau angkanya udah lebih dari itu, bisa jadi itu tanda kalau si kecil lagi sesak napas dan butuh penanganan medis secepatnya.
Ada banyak banget cara buat mencegah pneumonia pada anak. Hal-hal sederhana kayak jaga kebersihan dan vaksinasi itu bisa bantu banget.
Cuci tangan pake sabun rutin banget
Pakai masker pas lagi sakit
Terapkan etika batuk dan bersin yang bener
ASI eksklusif itu penting banget selama 6 bulan pertama
Hindari asap rokok dan polusi
Jaga asupan gizi anak biar cukup
Vaksin DPT-HiB
Vaksin PCV (pneumokokus)
Vaksin Influenza
Vaksin MR (measles rubella)
Langkah-langkah pencegahan ini beneran bisa bantu nurunin risiko pneumonia secara signifikan. Bahkan, ada studi yang bilang kalau cuci tangan doang itu bisa ngurangin risiko sampai 50%.
Kalau anak kamu udah didiagnosis pneumonia, biasanya dokter bakal nyamain perawatannya sama tingkat keparahan penyakitnya. Kalau masih ringan, mungkin bisa dirawat di rumah. Tapi kalau udah parah, biasanya harus dirawat di rumah sakit.
Beberapa tindakan medis yang umum itu
Terapi oksigen
Infus cairan
Antibiotik (ini kalau penyebabnya bakteri ya)
Obat penurun demam
Alat bantu napas (ini buat kasus yang udah berat banget)
Penting kamu tahu, inhalasi atau fisioterapi paru itu enggak perlu dilakuin rutin, kecuali ada indikasi khusus dari dokter.
Baca juga Pneumonia - Pengertian, Gejala, Penyebab, dan Pengobatan
Selain pengobatan medis yang biasa, kamu juga bisa lho pertimbangin pengobatan alami sebagai alternatif. Rumah Terapi Medical Hacking ini salah satu pilihan yang bisa kamu coba. Tempat ini tuh ngegabungin berbagai metode terapi alami dan udah nanganin banyak kasus penyakit berat, termasuk pneumonia.
Beberapa penyakit lain yang udah pernah ditanganin di Rumah Terapi Medical Hacking itu antara lain
Autoimun
Kanker
Cerebral palsy
Gangguan tumbuh kembang anak
Asma
Stroke
Dan berbagai masalah sistem pernapasan sama fisiologi lainnya
Nah, kalau kamu lagi nyari alternatif pengobatan alami dan pengen coba pendekatan yang beda, Medical Hacking ini bisa jadi solusi yang pas. Jangan ragu buat konsultasi dan cari tahu lebih lanjut tentang metode terapi yang mereka tawarin.
Yuk, jaga kesehatan anak kita dari dini. Kalau kamu pengen coba alternatif penyembuhan alami, Medical Hacking bisa jadi pilihan tepat buat bantu pemulihan secara menyeluruh tanpa efek samping obat kimia.