Tempat terapi stroke jakarta dan pekanbaru - Disleksia adalah gangguan belajar spesifik yang sering kali dikaitkan dengan kesulitan membaca, menulis, dan mengeja. Namun, banyak orang yang tidak menyadari bahwa disleksia juga dapat mempengaruhi kemampuan berhitung anak. Bagaimana hubungan antara disleksia dan matematika? Apakah disleksia benar-benar berdampak pada kemampuan berhitung anak? Mari kita bahas lebih dalam.
Disleksia adalah gangguan neurologis yang mempengaruhi cara otak memproses bahasa. Anak-anak dengan disleksia biasanya mengalami kesulitan mengenali kata-kata tertulis, memahami huruf, dan menghubungkan suara dengan simbol. Kondisi ini tidak terkait dengan tingkat kecerdasan; anak dengan disleksia bisa memiliki kecerdasan rata-rata atau bahkan di atas rata-rata.
Meskipun disleksia lebih sering dibicarakan dalam konteks literasi, banyak penelitian menunjukkan bahwa dampaknya tidak terbatas pada keterampilan membaca dan menulis saja. Disleksia juga dapat mempengaruhi kemampuan kognitif lain, termasuk kemampuan berhitung.
Anak dengan disleksia sering kali menghadapi tantangan dalam matematika, meskipun mereka tidak memiliki gangguan belajar spesifik lainnya seperti diskalkulia (kesulitan belajar dalam matematika). Berikut adalah beberapa alasan mengapa disleksia dapat mempengaruhi kemampuan berhitung:
Sama seperti huruf, angka juga merupakan simbol yang perlu diinterpretasikan oleh otak. Anak dengan disleksia mungkin kesulitan mengenali atau mengingat angka dengan benar, yang dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk menyelesaikan soal matematika sederhana.
Memori kerja adalah kemampuan untuk menyimpan dan memproses informasi dalam waktu singkat. Anak dengan disleksia sering mengalami kelemahan dalam memori kerja, yang dapat membuat mereka kesulitan mengikuti langkah-langkah dalam operasi matematika, seperti penjumlahan, pengurangan, atau perkalian.
Matematika sering kali melibatkan bahasa yang kompleks, seperti instruksi soal cerita atau istilah teknis. Anak dengan disleksia mungkin merasa bingung dengan cara soal matematika disampaikan, sehingga sulit bagi mereka untuk memahami apa yang diminta.
Banyak konsep matematika, seperti menghitung, mengurutkan angka, atau memecahkan masalah langkah demi langkah, memerlukan pemahaman yang kuat tentang urutan. Anak dengan disleksia mungkin mengalami tantangan dalam mengikuti urutan ini.
Meskipun anak dengan disleksia mungkin menghadapi tantangan dalam berhitung, bukan berarti mereka tidak bisa berkembang. Dengan pendekatan yang tepat, mereka dapat belajar dan menguasai keterampilan matematika. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat membantu
Menggunakan alat bantu visual seperti gambar, diagram, atau manipulatif fisik seperti balok atau koin dapat membantu anak memahami konsep matematika dengan lebih baik.
Hindari memberikan instruksi yang terlalu kompleks sekaligus. Pecah langkah-langkah menjadi bagian yang lebih kecil dan mudah dipahami.
Permainan atau latihan yang melibatkan memori, seperti menghafal tabel perkalian dengan lagu atau permainan interaktif, dapat membantu meningkatkan memori kerja anak.
Ada banyak aplikasi dan perangkat lunak yang dirancang khusus untuk anak dengan disleksia. Beberapa di antaranya dapat membantu anak belajar matematika melalui pendekatan yang lebih interaktif dan menarik.
Penting bagi orang tua dan guru untuk bersabar dan memahami bahwa setiap anak memiliki cara belajar yang unik. Jangan memaksa anak untuk memahami sesuatu dengan cepat, tetapi berikan waktu yang mereka butuhkan.
Disleksia memang dapat mempengaruhi kemampuan berhitung anak, tetapi dampaknya bervariasi dari satu individu ke individu lain. Dengan strategi belajar yang tepat, dukungan yang konsisten, dan pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan anak, mereka tetap bisa berkembang dalam bidang matematika. Ingatlah bahwa disleksia bukanlah hambatan permanen, melainkan tantangan yang dapat diatasi dengan pendekatan yang sesuai.
Baca juga Hubungan antara Disleksia dan Gangguan Motorik Halus pada Anak
Punya masalah dengan proses tumbuh kembang anak? Apakah anak mengalami Celebral Palsy, Gangguan Bicara dan Bahasa, Autism, Down Syndrome, Perawakan Pendek, Retardasi Mental, Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas atau GPPH, Hidrocephalus, Poliomyelitis atau polio, Lupus, Poliomyelitis atau Polio, Lupus, Skoliosis, Epilepsi, Lumpuh Layu. Anak Yang Terlambat Bicara, Anak Yang Terlambat Berjalan, Anak Yang Tidak Keluar Suara atau lainnya? Segera hubungi Medical Hacking melalui
Website: medicalhacking.co.id
Telp: +6282297289899