Tempat terapi saraf kejepit jakarta dan pekanbaru - Banyak orang tua sering bingung sama yang namanya ADHD atau Attention Deficit/Hyperactivity Disorder. Kadang, orang mikir kalau anak yang kena ADHD itu cuma anak nakal atau enggak bisa diam doang. Padahal, ADHD itu gangguan neuroperkembangan yang butuh perhatian sama pemahaman lebih. Biasanya sih, gejalanya mulai kelihatan waktu anak anak, tapi kalau enggak ditangani dengan benar, bisa aja berlanjut sampai dewasa. Mari kita obrolin lebih jauh biar lebih gampang dipahami.
ADHD itu semacam kondisi yang bikin susah fokus, susah ngontrol emosi atau impuls, dan susah ngatur tingkat energi seseorang. Jadi, anak anak yang punya ADHD biasanya kelihatan enggak bisa diam, gampang banget buyar fokusnya, terus sering kesulitan kalau disuruh ngikutin arahan. Tapi inget ya, ADHD itu bukan karena orang tuanya kurang disiplin atau salah ngasuh. Ini memang ada faktor biologis yang memengaruhi cara kerja otak mereka.
Biasanya ADHD dibagi jadi tiga tipe utama. Ada yang tipe kurang perhatian (inattentive), ada tipe hiperaktif impulsif, sama ada juga tipe gabungan. Jadi, enggak semua anak yang ADHD itu selalu hiperaktif ya. Ada juga yang kelihatan tenang tenang aja, tapi pikirannya malah udah ngelayap ke mana mana. Ini penting buat dipahami, biar kita enggak gampang ngecap anak.
Sampai hari ini, belum ada yang tahu pasti apa penyebab utama ADHD. Tapi, para ahli percaya kalau gangguan ini bisa muncul karena gabungan dari beberapa faktor. Misalnya, ada faktor genetik, terus ada kaitannya sama struktur otak, sama lingkungan juga bisa ikutan. Jadi, kalau ada anggota keluarga yang punya riwayat ADHD, kemungkinan anak juga bisa kena. Ini bukan berarti pasti kena ya, cuma kemungkinannya lebih besar.
Terus, penelitian juga nunjukkin kalau perbedaan fungsi neurotransmitter di otak itu punya peran penting. Neurotransmitter ini zat kimia di otak yang ngatur banyak hal. Beberapa studi juga bilang kalau anak yang waktu di dalam kandungan terpapar asap rokok, alkohol, atau zat beracun, itu punya risiko lebih tinggi kena ADHD. Makanya, pencegahan dari masa kehamilan itu penting banget.
Lingkungan yang enggak mendukung, kayak pola asuh yang keras, stres di keluarga, atau kondisi ekonomi yang sulit, itu juga bisa bikin gejala ADHD yang udah ada jadi lebih parah. Tapi harus digarisbawahi ya, faktor lingkungan ini bukan penyebab utama. Dia cuma memperkuat gejala yang mungkin udah ada dari sananya secara biologis. Jadi jangan sampai salah paham.
Gejala ADHD itu macem macem banget, bisa beda antara satu anak sama anak yang lain. Kalau buat tipe kurang perhatian, anak seringnya kelihatan ngelamun, susah fokus sama tugas, gampang lupa, terus kesulitan ngatur kegiatan. Anak kayak gini mungkin kelihatannya diam , tapi sebenarnya pikirannya itu lagi jalan terus ke sana ke mari. Ini yang kadang bikin orang salah sangka.
Nah, kalau tipe hiperaktif impulsif, gejalanya lebih gampang kelihatan. Anak enggak bisa duduk tenang, sering ngomong kebanyakan, susah nunggu giliran, terus cenderung bertindak tanpa mikir panjang. Kalau anak dengan tipe gabungan, ya dia nunjukkin campuran dari kedua gejala itu.
Yang penting juga buat diinget, ADHD itu enggak cuma soal perilaku doang. Anak anak dengan ADHD juga sering kesulitan ngatur emosi, gampang marah, terus gampang frustasi. Apalagi kalau mereka ngerasa enggak dipahami sama orang orang di sekitarnya. Ini sering jadi masalah di sekolah atau di lingkungan sosial.
Kabar baiknya, ADHD itu bisa diatur dan ditangani dengan baik kok kalau caranya tepat. Penanganan ADHD itu biasanya sifatnya holistik alias menyeluruh. Enggak cuma fokus ke satu metode aja. Ada beberapa pendekatan yang umum dipakai.
Terapi perilaku kognitif itu bisa bantu anak ngatur emosi, terus biar mereka paham pola pikirnya sendiri, sama belajar strategi buat ningkatin fokus. Terapi mindfulness juga udah mulai banyak dipake buat bantu anak jadi lebih tenang sama lebih sadar sama aktivitasnya.
Dukungan dari keluarga, guru, sama lingkungan itu ngaruh banget sama perkembangan anak ADHD. Orang tua perlu belajar memahami kondisi anak dan bangun komunikasi yang empatik. Di sekolah, guru itu sebaiknya dikasih edukasi biar tahu gimana cara ngajar anak yang punya ADHD. Ini biar enggak ada salah paham atau diskriminasi.
Coba deh bikin rutinitas yang teratur di rumah. Jadwal tidur yang konsisten, terus ruang belajar yang minim gangguan, sama tugas tugas yang dibagi jadi langkah langkah kecil itu bisa bantu banget anak fokus sama aktivitas hariannya. Ini penting biar anak enggak kewalahan.
Baca juga Kenali Penyebab Faktor Risiko Speech Delay pada Anak dan Cara Penanganannya
Selain cara cara yang udah umum, sekarang ini ada juga metode alternatif namanya Medical Hacking. Metode ini gabungin terapi akupunktur, bekam, sama nutrisi. Rumah Terapi Medical Hacking udah pake metode ini dari tahun 2019. Sebelumnya, beliau udah punya pengalaman di bidang terapi herbal sama fisioterapi dari tahun 2010.
Lewat pendekatan Medical Hacking ini, berbagai gangguan perkembangan kayak ADHD, autisme, sama gangguan tumbuh kembang anak lainnya udah berhasil ditangani. Hasilnya juga memuaskan. Metode ini enggak cuma fokus ke gejala doang, tapi juga benerin keseimbangan tubuh secara menyeluruh. Jadi, anak enggak cuma sembuh secara fisik, tapi juga mental sama emosionalnya. Ini bikin penanganannya jadi lebih komprehensif.
Buat kamu yang punya anak dengan gejala ADHD dan masih bingung harus mulai dari mana, kami siap dampingi kamu dengan pendekatan yang menyeluruh dan empatik. Jangan khawatir, kamu enggak sendiri kok.
Yuk, konsultasikan kondisi si kecil ke Rumah Terapi Medical Hacking dan temukan solusi terbaiknya. Jangan tunda tunda ya!