Tempat Pengobatan Kanker di Pekanbaru - Stroke terjadi ketika aliran darah ke otak tiba-tiba terganggu, mencegah oksigen mencapai otak dan menyebabkan sel-sel otak mati dengan cepat. Stroke adalah salah satu penyebab utama kematian dan kecacatan pada sebagian tubuh atau bahkan seluruhnya. Komplikasi setelah stroke adalah masalah medis, emosional dan neurologis yang dapat mempengaruhi seorang yang selamat setelah terkena stroke. Dalam sebuah penelitian, 85% pasien yang dirawat di rumah sakit karena stroke mengalami setidaknya satu komplikasi setelah stroke. Seorang penderita mungkin mengalami komplikasi besar atau kecil, tergantung pada tingkat keparahan stroke dan faktor lainnya. Komplikasi tidak selalu permanen. Dalam banyak kasus, komplikasi ini dapat ditangani dengan perawatan yang tepat waktu dan tepat sasaran.
Jika darah bergerak terlalu lambat melalui pembuluh darah Anda, keadaan itu dapat menyebabkan gumpalan di pembuluh darah. Ketika gumpalan darah terbentuk di vena, hal itu akan menyebabkan trombosis vena dalam atau Deep Vein Thrombosis (DVT). DVT paling mungkin terjadi pada tungkai bawah atau paha, tetapi juga dapat terjadi di bagian tubuh yang lain. Sebuah kasus DVT dapat menjadi ancaman jiwa jika pembekuan darah terlepas dan melakukan perjalanan ke organ vital. Pengobatan dan terapi mobilisasi dini setelah stroke dapat mencegah DVT dan membantu seseorang kembali berjalan dan melakukan aktivitas lainnya lebih cepat.
Stroke menyebabkan cedera pada otak yang menyebabkan jaringan parut. Jaringan parut ini mengganggu aktivitas listrik di otak. Gangguan aktivitas listrik dapat menyebabkan kejang. Kejang adalah salah satu komplikasi paling umum dari stroke iskemik, dan kondisi ini mempengaruhi 22% penderita.
Pneumonia merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas setelah stroke. Menurut Fakultas Kedokteran Universitas Indiana di Amerika Serikat, pneumonia adalah penyebab paling umum untuk masuk kembali ke rumah sakit setelah terserang stroke. Dalam kasus stroke, kesulitan menelan dapat menyebabkan aspirasi, yaitu makanan atau cairan yang tertelan ke dalam saluran pernapasan yang dapat menyebabkan infeksi dada atau pneumonia.
Pembengkakan atau peradangan ini adalah bagian dari respons alami tubuh terhadap adanya cedera tertentu. Edema mengacu pada pembengkakan karena cairan yang terperangkap. Namun, jika edema terjadi di otak, hal itu dapat menyebabkan komplikasi parah. Edema serebral dapat membatasi suplai darah ke otak, yang mengakibatkan kematian jaringan otak. Peradangan otak ini adalah salah satu komplikasi utama stroke iskemik. Mendapatkan perawatan dan pengamatan medis segera setelah gejala stroke dapat membantu mengurangi kemungkinan berkembangnya edema otak yang parah.
Ada banyak masalah yang berhubungan dengan kandung kemih dan dapat berasal dari stroke. Seringkali, penderita stroke akan memiliki keinginan kuat atau perlu sering buang air kecil. Ketika penderita stroke tidak dapat buang air besar dengan benar karena mereka tidak dapat pergi ke kamar mandi atau melepas pakaian, keadaan tersebut dikenal sebagai inkontinensia fungsional. Penderita stroke lainnya akan mengompol dan mengeluarkan urin tanpa menyadari bahwa mereka telah melakukannya, dimana hal ini dikenal sebagai inkontinensia refleks. Akibatnya, ketika penderita stroke tidak dapat sepenuhnya mengosongkan kandung kemih mereka sendiri, kondisi itu dikenal sebagai retensi urin. Jika ini terjadi, kemungkinan orang tersebut akan membutuhkan kateter untuk memastikan kandung kemih kosong sepenuhnya.
Depresi klinis sering terjadi setelah adanya serangan penyakit yang parah. Satu dari empat penderita stroke menderita depresi serius. Depresi dapat menyebabkan kesedihan, lekas marah, sulit berkonsentrasi, putus asa, apatis, perubahan selera dan pola tidur, dan kadang-kadang bahkan pikiran untuk bunuh diri. Penting untuk mengobati depresi dengan bantuan penyedia kesehatan mental.