Terapi anak autis ringan - Mungkin kamu sering dengar kalau ada siswa yang bilang, Saya ini benci matematika! Tapi, buat sebagian remaja, kesulitan menghitung itu bukan sekadar benci pelajaran, melainkan sebuah kondisi yang nyata dan namanya diskalkulia. Ini bukan penyakit menular atau kekurangan akal, tapi memang cara kerja otak yang memproses angka itu berbeda.
Diskalkulia pada remaja itu bukan hanya urusan di kelas matematika saja. Dampaknya itu bisa menyebar kemana mana. Biasanya, kondisi ini sering tidak disadari waktu anak masih kecil. Baru deh, ketika pelajaran di SMP atau SMA mulai menyentuh hal hal abstrak seperti aljabar, geometri, pecahan yang rumit, atau desimal, masalah ini jadi makin kentara.
Masalah utama memang muncul saat pelajaran hitung menghitung. Sering kali remaja dengan diskalkulia itu tahu langkah langkah untuk menyelesaikan soal. Mereka paham rumusnya. Tapi, ketika harus diterapkan, rasanya seperti ada dinding besar yang menghalangi. Mereka jadi kewalahan, apalagi kalau soalnya makin kompleks.
Tapi, kesulitan itu tidak berhenti di nilai rapor saja. Dampak emosionalnya juga besar sekali. Kalau gagal terus terusan di matematika, wajar saja kalau remaja itu jadi merasa cemas, takut tiap kali melihat angka, bahkan bisa sampai merasa dirinya bodoh atau tidak cukup pintar. Perasaan malu ini kalau dibiarkan bisa membuat mereka menarik diri dari banyak kegiatan, bahkan hal hal kecil seperti berbelanja atau mengatur uang jajan. Kalau ini terjadi dalam waktu lama, tentu saja bisa menghambat mereka untuk maju dan berkembang.
Coba pikirkan, kesulitan itu bisa masuk ke kehidupan sehari hari. Contohnya, mereka susah membaca jam analog, bingung mengatur jadwal padat, atau kesulitan mengikuti resep saat masak karena harus mengukur bahan dengan tepat. Hal hal sepele ini bisa membuat mereka terlihat tidak terorganisir, padahal sebetulnya itu karena otak mereka memang memproses angka dengan sistem yang lain.
Untuk mengatasi diskalkulia, tidak bisa hanya dengan menyuruh remaja itu mengulang ulang pelajaran matematika sampai bosan. Perlu pendekatan yang lebih komprehensif, harus melibatkan banyak pihak, sekolah, orang tua, dan remaja itu sendiri.
Peran Sekolah dan Para Guru Guru itu punya peran vital di sini. Pendekatan belajar yang menggunakan banyak indra (multisensori) itu sangat disarankan. Maksudnya, belajar sambil melibatkan indra penglihatan, peraba, atau bahkan gerakan tubuh untuk membuat konsep angka jadi lebih nyata. Misalnya, menggunakan balok atau gambar saat mengajarkan pecahan.
Cara mengajar juga harus disesuaikan. Jangan buru buru naik ke konsep yang sulit kalau konsep dasarnya belum benar benar dikuasai. Soal matematika bisa dibuat lebih konkret, seperti memakai garis bilangan atau diagram.
Guru juga bisa memberikan akomodasi khusus. Contohnya, membolehkan remaja itu pakai kalkulator untuk beberapa tugas, memberi waktu ujian tambahan, atau menyediakan kertas bergaris kotak kotak (kertas grafik) supaya mereka bisa menulis angka lebih rapi dan teratur. Dukungan moral juga penting sekali. Penghargaan atas kemajuan sekecil apa pun akan sangat membantu meningkatkan motivasi belajar mereka.
Peran Penting Orang Tua Orang tua sebaiknya jangan hanya fokus pada nilai matematika yang jelek. Fokus juga pada proses belajarnya. Sikap suportif, sabar, dan terbuka adalah kunci utama. Ajak anak terlibat dalam kegiatan belajar yang praktis di rumah, seperti menghitung bahan makanan saat memasak atau membantu mengatur uang saku. Cara cara praktis ini bisa membantu mereka belajar angka tanpa ada tekanan.
Komunikasi harus berjalan lancar. Remaja harus merasa aman untuk menceritakan kesulitannya tanpa perlu takut dihakimi. Kalau perlu, orang tua harus mau bekerja sama dengan guru atau konselor di sekolah untuk mencari strategi belajar terbaik.
Peran Kamu (Si Remaja Itu Sendiri) Kamu yang mengalami diskalkulia juga harus diajarkan untuk memahami kondisi diri, bukan malah merasa malu. Dengan bimbingan yang tepat, kamu bisa mulai membangun strategi sendiri untuk mengatasi stres atau kecemasan yang muncul. Kalau terasa sulit sekali, jangan ragu untuk cari bantuan profesional, seperti psikolog atau terapis yang sudah ahli menangani gangguan belajar.
Baca juga Teknik Visual untuk Membantu Pemahaman Angka pada Anak dengan Gangguan Belajar
Selain cara cara pendidikan dan psikologis, ada juga metode terapi yang mengklaim lebih alami. Salah satunya adalah Medical Hacking yang katanya menyediakan penanganan untuk berbagai gangguan belajar termasuk diskalkulia.
Pendekatan mereka itu melibatkan beberapa hal unik. Ada Alignment Postural untuk memperbaiki aliran darah dan oksigen ke bagian otak yang berhubungan dengan literasi, ada Neuro Release untuk mengaktifkan jalur saraf pemahaman dan bicara, dan juga Nutrisi Personalisasi yang bertujuan mendukung fungsi otak dan fokus belajar.
Mereka juga menggunakan metode seperti STIFIn dan Wu Xing untuk memahami gaya belajar mana yang paling efektif untuk kamu, serta pendekatan TCM Zang Fu untuk menyeimbangkan fungsi organ yang berhubungan dengan kecerdasan dan konsentrasi.
Kalau kamu atau anak kamu sedang berjuang dengan kesulitan belajar seperti diskalkulia dan ingin mencoba pendekatan yang lebih menyeluruh dan alami, mungkin Rumah Terapi Medical Hacking bisa menjadi salah satu pilihan yang layak kamu pertimbangkan untuk membantu proses pemulihan dan peningkatan kemampuan belajar secara alami. Oh ya, Medical Hacking juga telah membuka tempat pengobatan autis tangerang jadi bagi siapa saja yang mengalami masalah tersebut silahkan konsultasi langsung bersama medical hacking!!
